TAKUI DAROK, HIASAN BERNILAI BUDAYA TINGGI

wartasintang.com: Dalam bahasa orang Dayak Subsuku Uud Danum yang ada di Serawai dan Ambalau, kata Takui Darok memiliki arti Takui itu berarti topi dan Darok berarti anyaman, Sehingga frase kata TAKUI DAROK secara sederhana dapat diartikan sebagai topi anyaman.Di tempat lain di Sintang benda serupa disebut tanggui.

Secara khusus, Takhui Darok merupakan topi anyaman yang terbuat dari buluh dan rotan. Pada bagian dalam terbuat dari buluh. Bagian luar terbuat dari rotan khusus, yaitu Uwi (rotan dalam bahasa Dayak) Segak. Topi ini bagian luarnya diberi hiasan yang terdiri dari ikatan rambut yang menjuntai, dibagi pada keempat sisinya lalu dihias dengan kain atau manik-manik pada ujungnya. Diberi bingkai manik-manik pada bagian tengah Takui. Takui Darok hanya digunakan pada acara-acara adat.

“Takui ini mungkin hanya sebuah hiasan kepala tapi makna dan sejarahnya tinggi,” kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Zulkarnain sambil memegang dan menunjukkan bagian-bagian dari takui darok milik keluarganya, Minggu (12/6/2022).

Masyarakat Uud Danum di Serawai dan Ambalau mempercayai bahwa Takui Darok diwariskan dan dibuat pertama kali oleh orang-orang kayangan yang turun ke bumi pada masa tahtum atau jaman legenda. Takui Darok digunakan ketika menjalani acara adat, seperti: memandikan anak di sungai, menerima tamu penting, pernikahan dan Upacara Dalok, acara adat kematian terakhir, tertinggi dalam ritus kematian masyarakat Subsuku Uud Danum, yaitu upacara memindahkan tulang leluhur ke dalam sandung.

“Sekrang tidak lagi banyak perempuan bisa menganyam takui darok ini. selain memang bahan bakunya yang sudah makin sulit didapat di hutan. Untuk saya himbau agar pihak terkait seperti museum, bisa melakukan dokumentasi digital seperti dibuat film documenter terkait takui darok ini,” harap Zul. (*)