Tuah Mangasih : Lemahnya Pengawasan Jadi Faktor Penyebab Bullying

WARTASINTANG.COM - Tak henti-henti dunia pendidikan Sintang mengalami hal yang tidak mengenakan yang terjadi dalam waktu yang berdekatan, mulai dari kasus pembunuhan Kepala Sekolah SD, kemudian kasus bunuh diri siswi SMA Negeri 1 Tebelian dan yang terbaru adalah kasus bullying yang dialami oleh seorang siswi SMA Negeri 1 Sintang.

Anggota DPRD Sintang, Tuah Mangasih mengakui miris dengan kasus bullying yang terjadi dikalangan pelajar yang menurutnya disebabkan faktor pengawasan yang kurang baik disekolah maupun dari para orangtua.

"Sekolah merupakan tempat yang kurang terjangkau untuk diawasi oleh orang tua. Sehingga pelajar merasa akan lebih leluasa untuk melakukan perilaku bullying tanpa perlu takut perilakunya akan diketahui oleh orang tua mereka. Kebanyakan perilaku bullying dilakukan oleh siswa yang lebih tua dan dilakukan kepada adik kelas atau siswa yang lebih muda dari pelaku," ungkap Tuah Mangasih, Selasa (22/10/2019). Ditambahkannya hal lain yang menyebabkan terjadinya bullying selain pengawasan adalah iklim disekolah juga menjadi faktor lainnya.  Kondisi sekolah yang tidak mendukung kenyamanan pelajar di sekolah memungkinkan bullying terjadi. 

"Jika iklim sekolah positif maka semakin rendah potensi bullying akan terjadi, namun jika iklim sekolah negatif maka semakin tinggi pula potensi perilaku bullying terjadi. Pengawasan guru yang tidak menyeluruh saat jam kosong atau istirahat, guru yang tidak peduli atau menjadi pelaku bullying, siswa lain yang tidak peduli terhadap bullying dan tidak melaporkan kepada guru jika melihat terjadinya bullying, serta minimnya informasi mengenai bahaya perilaku bullying di sekolah yang dapat menyebabkan bullying terjadi," tambahnya.

Untuk itu dirinya berharap ada sinergisitas antara pihak sekolah dengan orangtua atau keluarga guna mencegah terjadinya bullying.

"Pihak sekolah juga merupakan pihak yang penting untuk memberikan sumbangsih terhadap pencegahan dari perilaku bullying setelah orang tua dan keluarga, sehingga jika pihak sekolah saja lemah dan terkesan tidak peduli serta menunda-nunda dalam menangani permasalahan ini, maka tidak menutup kemungkinan bullying akan menjadi tradisi," ungkapnya. (*)