Sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto jika dilihat secara sektoral, sektor transportasi dan akomodasi, makanan, minuman di tanah air mengalami kontraksi yang paling dalam, masing-masing sebesar -30,84% dan -22,02%. Keduanya mewakili sektor kepariwisataan yang paling terpukul karena adanya pembatasan perjalanan dan menurunnya permintaan akibat penyebaran virus Covid-19 di seluruh dunia.
Terkait hal itu Anggota DPRD Sintang, Sandan sependapat dan mengatakan bahwa banyak sektor yang dihantam pandemi ini dan sektor transportasi dan pariwisata terdampak cukup parah.
"Banyak sektor yang terkendala dan merasakan dampak dari pandemi ini, yang paling terasa dampaknya adalah sektor transportasi dan pariwisata, baik angkutan udara, laut dan darat," katanya kepada awak media kami, Rabu (28/10).
Kondisi pandemi Covid-19 ini memang sudah membuat kondisi tidak stabil dan dampaknya ke semua lini kehidupan.
Untuk itu Sandan menghimbau masyarakat untuk sadar dan taat kepada protokol kesehatan yang telah ditetapkan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
"Kadang masyarakat kita kurang patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan, serta wajib menjaga jarak. Masih saja ada yang melanggar dan tidak mengindahkan," katanya.
Sandan memaparkan bahwa pada bulan September 2020 saja, jumlah penumpang angkutan udara yang menuju Kalbar hanya sebanyak 43.173 orang. Angka ini turun 23,46% dibanding Agustus 2020. Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari Kalbar pada bulan yang sama hanya 44.171 orang, turun 22,71% dibanding Agustus 2020.
Sektor Pariwisata juga menjadi turun drastis sejak awal pandemi dengan ditutupnya tempat-tempat hiburan guna mengantisipasi penyebaran dari pandemic Covid-19 ini.
Harapannya bencana non-alam ini bisa segera berlalu dan perekonomian dapat pulih segera. (Andi)