Tertinggi AKI Di Kalbar, Anggota DPRD Sintang Prihatin


WARTASINTANG.COM : Anggota DPRD Sintang, Maria Magdalena menyampaikan keprihatinannya karena Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan di Kabupaten Sintang tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat.

"Ini sangat memprihatinkan, bahkan menempati posisi teratas dengan AKI tertinggi di provinsi Kalimantan Barat. Pasti ini ada yang salah,” ujarnya di Gedung DPRD Sintang menanggapi rapat koordinasi Tim Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sintang.

Ia mengungkapkan, para ibu yang diharapkan menjadi pendidik anak-anak bangsa, masih menghadapi problem besar. AKI di Kabupaten Sintang nomor satu di Kalbar.

Ia menyebut bahwa penyebab kematian ibu banyak variasinya. Misalnya karena hipertensi, perencanaan kelahiran yang kurang baik misal di usia rawan atau di usia yang terlalu dini, dan lain sebagainya.

Dikatakannya, hampir semua desa sudah memiliki bidan yang mana hampir semua permasalahan kesehatan, masyarakat desa larinya ke bidan, sehingga maju mundurnya kesehatan berada di tangan bidan.

"Kita harus punya data orang hamil agar bidan lebih intensif dalam mendampingi ibu hamil agar tidak kekurangan gizi dan segera melakukan tindakan apabila memiliki kelaianan kehamilan," ujarnya kepada wartasintang.com, Rabu (25/11).

Dirinya menduga pandemi Covid-19 yang memperketat berbagai kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan Posyandu, ditenggarai menyebabkan turut menyumbangkan tingginya kasus kematian pada ibu.

“Jadi kita prihatin. Ternyata di masa pandemi Covid-19 ini dari awal Januari hingga November 2020 ternyata kasus ibu hamil dan meninggal saat melahirkan ada 16 kasus,” ujarnya

SebelumnyaKepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Benny Enos dalam rapat koordinasi Tim Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menyampaikan bahwa sejak Januari hingga November 2020 sudah ada 16 ibu yang meninggal karena melahirkan dan itu jumlah tertinggi se Kalbar. Selain itu, ada 53 bayi yang meninggal dan menempati urutan ke 12 se Kalbar. (*)