Dewan Sintang : Tenun Ikat Sintang Budaya Khas Tanah Air

WARTASINTANG.COM - Kabupaten Sintang tak hanya terkenal dengan wisata alam Bukit Kelam. Tapi juga kerajinan khasnya yang mendunia. Yakni, tenun ikat dayak yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan pernah meraih Upakarti. 

Dan tenun ikat Sintang sudah dikenal di beberapa negara besar seperti Amerika, Belanda, Jerman, Italia serta beberapa negara Eropa lainnya. 

Terkait hal itu, Anggota DPRD Sintang, Welbertus mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Sintang melalui dinas terkait untuk lebih proaktif guna melindungi tenun ikat khas Sintang ini, terkhusus dengan mem-patenkannya agar tidak sembarang diakui oleh negara lain atau daerah lainnya.

Bang Wel mengatakan bahwa tenun ikat Dayak ini adalah warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

"Tenun Ikat Sintang merupakan juga warisan budaya Indonesia yang tidak ternilai harganya, maka dari itu diperlukan upaya konkret dari pemerintah untuk melestarikan dan menjaga hasil budaya tersebut. Kalau kita melihat dari pengalaman sebelumnya, banyak warisan budaya kita yang diklaim bangsa lain. Maka dari itu, perlu sekali Pemerintah Indonesia menjaga dan melestarikan budaya tersebut dengan mendaftarkannya secara langsung kepada UNESCO," ujarnya kepada awak media kami, Sabtu (17/10).

Politisi dari Partai PDI Perjuangan ini juga menyarankan agar Pemkab Sintang juga mau mempopulerkan tenun seperti halnya batik yang digunakan serentak di hari Jumat. 

"Kalau pemerintah mau mungkin melalui Perbup maupun Perda yang mewajibkan penggunaan pakaian tenun di hari kerja," ujarnya.

Begitu pula dengan para pelaku pengrajin tenun ikat khas Sintang, dirinya berharap sepenuhnya pada pemerintah untuk terus berupaya melakukan publikasi mengenai kain tenun ini, agar pengrajin terbantu pemasarannya. Begitu juga dengan kampanye kepada masyarakat agar sepenuhnya cinta serta melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang tersebut. 

Bagi masyarakat Sintang, khususnya para petenun, aktivitas menenun pun diandalkan sebagai penopang ekonomi keluarga. Kain tenun ikat punya harga jual terbilang tinggi. Misalnya satu buah syal hasil tenun ikat ini dibanderol Rp 30 ribu. Untuk jenis pua kumbu berukuran besar bahkan bisa berkisar antara Rp 1 juta - Rp 1,5 juta per kain.

Jadi harapannya budaya warisan leluhur ini bisa dipertahankan bahkan mendunia. Jika tenun ikat Sintang semakin mendunia otomatis Kabupaten Sintang pun akan semakin dikenal dunia. (*)