UPAYAKAN OPTIMALISASI LAYANAN KESEHATAN DI SINTANG

Anggota DPRD Sintang Santosa dalam salah satu kunjungan kerjanya. Foto oleh Ina


WARTASINTANG.COM -   Layanan kesehatan yang baik dan layak menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan seseorang. Berbagai upaya dilakukan oleh banyak pihak untuk dapat memenuhi kebutuhan ini. Mulai dari upaya mandiri masyarakat dengan mengubah gaya hidup mereka, dari pengobatan tradisional kearah pengobatan medis sampai pemerintah dengan mengadakan fasilitas kesehatan dalam berbagai tingkatan, dari puskesmas pembantu hingga rumah sakit.

Di Sintang, layanan kesehatan sudah cukup baik, sudah ada lebih dari 20 puskesmas rawat inap, ada rumah sakit pratama di Serawai selain rumah sakit umum milik daerah yang ada di pusat kabupaten. Namun keberadaan fasilitas layanan kesehatan tersebut, masih dirasa belum optimal.

Kepala Dinas Kesehatan Sintang, dr. Harysinto Linoh ditemui beberapa waktu lalu di kantornya menyebutkan, 3 (tiga) kendala besar yang dihadapi timnya dalam melakukan pengadaan layanan kesehatan yang optimal di Sintang.

“kita itu sudah punya banyak petugas kesehatan, perawat dan bidan tapi mereka tidak tersebar merata,” kata dr. Sinto. “ada yang maunya tugas di desa tidak mau di dusun, ada yang maunya cuma tugas di kabupaten tidak mau di kecamatan, jadi ada beberapa dusun dan kecamatan yang masih kekurangan tenaga kesehatannya,” terannya lagi.

Selain sebaran petugas kesehatan yang belum merata persoalan lain yang dihadapi, kondisi infrastruktur dari dusun ke desa (fasilitas kesehatan) terdekat masih buruk dan sarana peralatan medis yang belum ‘up to date’. Sinto menyebutkan bahwa pihaknya setiap tahun melakukan upaya untuk memperbaharui dan mengadakan alat medis yang mumpuni di fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di Sintang.

Pada kesempatan berbeda, ditemui di kantornya, anggota DPRD, Santosa, S.AP mengatakan dari hasil pengamatannya kendala yang paling vital untuk di masyarakat itu keberadaan tenaga medis, karna menurutnya keberadaan tenaga medis di setiap komunitas atau dusun pertolongan pertama pada kasus kesehatan masyarakat dapat segera dilakukan walaupun infrastruktur belum baik.

“Hal kedua yang krusial, itu perbaikan infrastruktur. Jalan dan jembatan yang baik dan layak akan memudahkan masyarakat untuk melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih baik yang berada di kecamatan dan pusat kabupaten,” kata pria yang akrab disapa Santo itu.

Dari pengalamannya menjadi kepala desa, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan, dengan adanya dana desa, secara mandiri komunitas masyarakat dapat membangun fasilitas kesehatan mereka secara mandiri.

“Dengan memanfaatkan dana desa, selain dianggarkan untuk pembuatan polindes atau Pustu, bisa juga dianggarkan untuk membuat rumah dinas bagi petugas medis yang mau melayani di desa setempat,” pungkas Santo. (INA)