Terkait UNBK Dewan Minta Setarakan Fasilitas Sekolah Agar Sekolah Benar-benar Siap


WARTASINTANG.COM, SINTANG - Penyelenggaraan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) di Sintang masih terkendala masalah fasilitas. Baik itu soal fasilitas komputer yang belum memadai hingga jaringan internet yang masih lelet khususnya di daerah pedalaman. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian agar pelaksanaan UNBK bisa lebih efisien, ujar Terry Ibrahim, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang kepada reporter WartaSintang, Jumat (9/04/2018).

Di hari pertama pelaksanaan UNBK senin lalu, sejumlah kendala ditemukan disejumlah sekolah. Mulai dari persoalan listrik, hingga jaringan internet. Jaringan internet terganggu terjadi di SMAN I Ambalau dan SMAN I Ketungau Hulu. Sementara di SMAN I Sintang meteran listrik terbakar pada sesi ketiga UNBK. Akibatnya, pelaksanaan UNBK terhambat beberapa menit.

Upaya Mendikbud untuk menyetarakan UNBK nyatanya belum bisa terlaksana dengan baik di Kabupaten Sintang. Meski sejumlah sekolah yang kekurangan fasilitas sudah menyiasatinya meminjam fasilitas komputer hingga perangkat penunjang internet. Sisasat lainnya, pelaksanaan ujian dibagi menjadi beberapa sesi.

Berdasarkan data calon peserta UNBK SMA 2018 Kabupaten Sintang yang dirangkum Disdikbud, ada 32 SMA yang mengikuti UNBK—belum termasuk MAN dan SMK. Dari SMA yang ikut UNBK, pelaksanaan UNBK ada yang menumpang di SMK.

Seperti SMAN I Kayan Hilir. Peserta UNBK ada 98 orang. Pelaksaaan ujiannya di SMKN I Kayan Hilir. Di SMAN I Sungai Tebelian dengan jumlah peserta ujian 128 orang, UNBK dilaksanakan di SMKN I Sintang dan masih banyak sekolah lain yang menumpang. SMKN I Sintang diketahui jumlah peserta UNBK mencapai  550 orang. Ada lima ruang yang disediakan. Ujian dilangsungkan dalam tiga sesi. “UNBK ini bagus untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun, sekolah di daerah fasilitasnya belum memadai,” kata Wakil Ketua DPRD Sintang Terry Ibrahim.

Peningkatan mutu pendidikan menurut Terry harusnya dibarengi pula dengan peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Perangkat komputer misalnya, menurutnya tidak semua sekolah mampu membeli perangkat tersebut sesuai dengan jumlah siswa dengan dibebankan dana BOS. “Harusnya pemerintah juga memperhatikan fasilitas sekolah. Saat ini belum ada sekolah yang memiliki perangkat komputer sebanyak jumlah siswa dalam satu angkatan. Sehingga UNBK dilakukan secara bergilir atau dibagi menjadi tiga sesi dalam sehari,” kata Terry.

Terry menilai, meski secara keseluruhan UNBK baik, pemerintah disarankan meninjau ulang program tersebut agar sekolah benar-benar siap 100 persen. red/mw)