Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Keseriusan Pemkab Sintang terlihat nyata dengan menyabet semua peringkat pertama delapan aksi pencegahan yang diadakan oleh Pemprov Kalimantan Barat.
Ada delapan aksi yang dinilai oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yakni diagnosis stunting, rencana aksi konvergensi, rembuk stunting, peraturan bupati/walikota tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting, dan review kinerja tahunan. Aksi 1-4 yang hanya 5 kabupaten. Sedangkan aksi 5-8 hanya diikuti 3 kabupaten. Hasilnya Kabupaten Sintang borong 8 aksi sebagai peringkat pertama. Kabupaten Sintang juga borong penilaian berdasarkan 3 kategori kinerja, yakni Kabupaten Sintang sebagai kabupaten paling inspiratif, paling reflikatif dan paling inovatif.
Dan kinerja apik ini mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Sintang Lim Hie Soen. Pria yang biasa disapa Ko Akun mengatakan bahwa prestasi Pemkab Sintang menyabet bahkan memborong semua peringkat pertama dari 8 aksi adalah sangat luar biasa.
" Ini bukti konkret keseriusan Pemkab Sintang dalam memperkuat upaya dalam menangani stunting di Kabupaten Sintang," terang Ko Akun, Jumat (23/10).
Ko Akun berharap kinerja baik ini dapat dilanjutkan sehingga angka stunting di Kabupaten Sintang bisa ditekan sedemikian rupa sehingga menghasilkan generasi penerus yang berkualitas dan menjadi SDM unggul nantinya. (*)