WARTASINTANG.COM - Kegiatan lokakarya ke-2 dan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Kerja Strengthening Forest Area Planning and Management in Kalimantan (Kalfor) 2019-2024 Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat dibuka oleh Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Bidang Perekonomian dan Pembangunan Henry Harahap, S. Sos. MM dalam hal ini mewakili Bupati Sintang, di My Home Hotel Sintang pada hari Rabu, (4/9/19) pagi.
Kegiatan ini dihadiri oleh OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang, jajaran Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, jajaran BKSDA Kalimantan Barat, NGO dan unsur terkait lainnya.
Dalam sambutannya Asisten II Setda Sintang Henry Harahap mengatakan pemerintah Kabupaten Sintang sangat menyambut baik adanya kegiatan lokakarya dan Focus Group Discussion Penyusunan Rencana Kerja Strengthening Forest Area Planning and Management in Kalimantan atau Kalfor karena Henry menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sintang sangat menaruh perhatian besar terhadap hal-hal yang berhubungan dengan hutan, apalagi sekarang ini sedang marak-maraknya kasus pembakaran hutan di wilayah Kalbar salah satunya di Kabupaten Sintang yang mengalami bencana kebakaran hutan.
"Karhutla ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Kalbar, tetapi juga dirasakan masyarakat internasional secara keseluruhan ,dimana dampak dari bencana asap akibat dari kebakaran ini menyebabkan tersebarnya asap dan emisi gas karbondioksida dan gas-gas lain ke udara yang berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim," kata Henry.
Sebagaimana diketahui, lanjut Henry, bahwa karhutla di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih belum dapat diatasi sepenuhnya dan masih berulang setiap tahun. Hal itu tentunya memilik dampak negatif bagi kelestarian hutan, terlebih hutan menjadi sumber dari energi terbarukan. Dimana saat ini 50% energi dunia masih didukung oleh kayu.
Selain itu, Henry menjelaskan hutan sebagai sumber ekonomi hijau bagi masyarakat, karena hasil hutan turut menentukan perkembangan ekonomi global. Karena sekitar 883 juta orang bekerja di sektor kehutanan yang terkait dengan energi dan juga kehutanan diproyeksikan memiliki peranan yang semakin penting di dalam perkembangan ekonomi pedesaan.
"Hutan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, antara lain menjaga siklus hidrologi yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup, untuk itu peran hutan perlu dilestarikan," papar Henry.
Oleh karena itulah, pada kesempatan kegiatan ini, Henry berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rencana kerja yang dapat mendukung program pemerintah untuk mempertahankan hutan yang terletak di zona Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat dengan menangani pengelolaan hutan, lingkungan, dan ekosistem yang berkelanjutan.
"Saya juga berharap agar dalam kegiatan ini para peserta dapat membuka ruang dialog yang baik dan menyumbangkan pemikiran yang konstruktif. Dan untuk OPD terkait, saya harapkan hasil dari lokakarya ini dapat dilaksanakan sesuai dengan program kerja di masing-masing unit terkait," pungkas Henry.
Sementara itu, Kabid PKSDA Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar Yenny Susilawati mengatakan pentingnya kegiatan lokakarya dan FGD ini adalah agar rencana kerja dengan instansi dan semua pihak yang terkait bisa disusun dengan baik serta bisa menerima masukan dari berbagai pihak untuk memetakan lebih detail berbagai aspek terkait dengan menjaga dan melestarikan wilayah Area Pengguanaa Lain(APL).
"Hutan sebagai salah satu kekayaan alam memiliki fungsi ekologis diantaranya sebagai sistem penyangga kehidupan, mencegah terjadinya erupsi, memprediksi udara yang bersih, menjaga kesuburan tanah, membantu menjaga keseimbangan iklim mikro serta berfungsi menjaga keanekaragaman khayati, serta ekosistemnya, untuk itulah hutan itu harus kita jaga oleh semua stakeholder," kata Yenny.
Karena menurutnya apabila semua pihak mampu menjaga sumber daya alam secara lestari, menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan di masa depan bagi generasi selanjutnya, maka hutan di APL akan terhindar dari ancaman desforestasi.
Kegiatan ini dihadiri oleh OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang, jajaran Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, jajaran BKSDA Kalimantan Barat, NGO dan unsur terkait lainnya.
Dalam sambutannya Asisten II Setda Sintang Henry Harahap mengatakan pemerintah Kabupaten Sintang sangat menyambut baik adanya kegiatan lokakarya dan Focus Group Discussion Penyusunan Rencana Kerja Strengthening Forest Area Planning and Management in Kalimantan atau Kalfor karena Henry menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sintang sangat menaruh perhatian besar terhadap hal-hal yang berhubungan dengan hutan, apalagi sekarang ini sedang marak-maraknya kasus pembakaran hutan di wilayah Kalbar salah satunya di Kabupaten Sintang yang mengalami bencana kebakaran hutan.
"Karhutla ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Kalbar, tetapi juga dirasakan masyarakat internasional secara keseluruhan ,dimana dampak dari bencana asap akibat dari kebakaran ini menyebabkan tersebarnya asap dan emisi gas karbondioksida dan gas-gas lain ke udara yang berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim," kata Henry.
Sebagaimana diketahui, lanjut Henry, bahwa karhutla di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih belum dapat diatasi sepenuhnya dan masih berulang setiap tahun. Hal itu tentunya memilik dampak negatif bagi kelestarian hutan, terlebih hutan menjadi sumber dari energi terbarukan. Dimana saat ini 50% energi dunia masih didukung oleh kayu.
Selain itu, Henry menjelaskan hutan sebagai sumber ekonomi hijau bagi masyarakat, karena hasil hutan turut menentukan perkembangan ekonomi global. Karena sekitar 883 juta orang bekerja di sektor kehutanan yang terkait dengan energi dan juga kehutanan diproyeksikan memiliki peranan yang semakin penting di dalam perkembangan ekonomi pedesaan.
"Hutan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, antara lain menjaga siklus hidrologi yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup, untuk itu peran hutan perlu dilestarikan," papar Henry.
Oleh karena itulah, pada kesempatan kegiatan ini, Henry berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rencana kerja yang dapat mendukung program pemerintah untuk mempertahankan hutan yang terletak di zona Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat dengan menangani pengelolaan hutan, lingkungan, dan ekosistem yang berkelanjutan.
"Saya juga berharap agar dalam kegiatan ini para peserta dapat membuka ruang dialog yang baik dan menyumbangkan pemikiran yang konstruktif. Dan untuk OPD terkait, saya harapkan hasil dari lokakarya ini dapat dilaksanakan sesuai dengan program kerja di masing-masing unit terkait," pungkas Henry.
Sementara itu, Kabid PKSDA Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar Yenny Susilawati mengatakan pentingnya kegiatan lokakarya dan FGD ini adalah agar rencana kerja dengan instansi dan semua pihak yang terkait bisa disusun dengan baik serta bisa menerima masukan dari berbagai pihak untuk memetakan lebih detail berbagai aspek terkait dengan menjaga dan melestarikan wilayah Area Pengguanaa Lain(APL).
"Hutan sebagai salah satu kekayaan alam memiliki fungsi ekologis diantaranya sebagai sistem penyangga kehidupan, mencegah terjadinya erupsi, memprediksi udara yang bersih, menjaga kesuburan tanah, membantu menjaga keseimbangan iklim mikro serta berfungsi menjaga keanekaragaman khayati, serta ekosistemnya, untuk itulah hutan itu harus kita jaga oleh semua stakeholder," kata Yenny.
Karena menurutnya apabila semua pihak mampu menjaga sumber daya alam secara lestari, menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan di masa depan bagi generasi selanjutnya, maka hutan di APL akan terhindar dari ancaman desforestasi.