Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sintang Akan Lakukan Tracing Klaster Goa, Magetan, dan Temboro


WARTASINTANG.COM - Contact tracing dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini dinas-dinas kesehatan, untuk menemukan orang-orang yang pernah kontak, terutama close contact, dengan seorang yang terinfeksi virus corona (COVID-19) merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyelamatkan nyawa warga. Dengan menemukan orang-orang yang pernah kontak dengan seorang yang terinfeksi virus corona, maka bisa dilakukan pengobatan di rumah sakit dan memutus mata rantai penularan virus dengan isolasi.

Terkait hal ini Pemkab Sintang menyatakan bahwa tim gugus tugas sedang melakukan tracing terhadap yang umumnya berhubungan erat dengan tiga klaster yakni klaster Goa Sulawesi Selatan, klaster Magetan Jawa Timur dan klaster Temboro. Selain itu klaster yang baru pulang dari Kuala Lumpur dan klaster Sajadah Fajar juga akan ditracing.

“Satu jamaah itu klaster yang pulang dari Goa, sudah dirapid test, hasilnya non reaktif atau negatif, tapi tetap harus karantina mandiri di rumahnya, lalu anak-anak pondok kita yang tidak tahu menau pulang dari Magetan Jawa Timur, sudah banyak kita periksa yang dengan rapid test, ditemukan hasilnya 3 reaktif, ingat ya ini baru rapid test reaktif belum terkonfirmasi COVID-19, kemudian pada mereka sudah diswab tenggorokannya akan dikirim ke Pontianak atau Jakarta,” jelas Jarot.

Kemudian terhadap ketiga anak yang dinyatakan rapid test reaktif tersebut kata Jarot, sudah dilakukan isolasi mandiri di Posko Dinas Kesehatan Sintang yang memang sudah disiapkan sembari menunggu tempat isolasi mandiri di mess BKPSDM Sintang yang sedang disiapkan oleh Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Sintang. 

“Jadi kita akan isolasi mandiri yang ketatlah ketiga anak ini sesuai dengan protokol selama 14 hari, kecuali ada hal-hal lain ya kita perpanjang. Kita sudah rapid test dan swab, kalau dia nanti 14 hari itu kita rapid test ulang dan swabnya negatif sudah boleh pulang. Tapi tetap ketika sampai di tempat masing-masing masih harus karantina mandiri juga,”tegas Jarot. 

Jarot pun memperkirakan dari sekian klaster yangdi lakukan tracing tersebut kemungkinan akan ditemukan 10 sampai 20 hasil rapid test bisa reaktif. Karena informasi yang ia dapat dari para alumni Magetan Jawa Timur sekitar ada seratusan orang santri asal Kabupaten Sintang menempuh pendidikan disana, bahkan juga juga bisa dari klaster-klaster lainnnya. Untuk itulah Pemkab menyiapkan dua tempat isolasi mandiri ketat tersebut.

Terkait hal ini Jarot meminta masyarakat tidak perlu kuatir atau panik karena Pemkab Sintang serius memerangi penyebaran virus ini. 

"Tim gugus tugas terus berkerja, kita juga harus cegah bersama-sama, menjaga pola hidup bersih dan sehat serta kita juga ikuti anjuran pemerintah melalui protokol dalam mencegah dan memutus mata rantai COVID-19,” pungkas Jarot. (*)