Bupati Minta Masyarakat Tetap Tenang, Gempa Berkekuatan 3,1 SR Terjadi di Sintang

WARTASINTANG.COM - Camat Kelam Permai Maryadi menyampaikan bahwa gempa yang terjadi di sekitar wilayah Kecamatan Kelam Permai belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun getaran serupa, lanjutnya, pernah terjadi saat longsoran batu di kaki Bukit Kelam.

"Kalau batu pecah itu pernah, tapi getarannya hanya di sekitar kejadian saja. Tapi kalau gempa ini kan belum pernah, apalagi masyarakat di tiga desa di Lingkar Kelam merasakan semua getarannya," ujarnya, Rabu (27/3/2019) sore.

Meskipun sudah ada keterangan dari Stasiun BMKG Sintang bahwa tidak akan terjadi gempa susulan, dia berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait. Jika perlu segera dilakukan semacam penelitian mengenai resiko dan dampaknya.

"Perlu ada semacam penelitian lebih lanjut terkait kejadian ini, kita tidak tahu apakah ada masalah di Bukit Kelamnya atau gimana. Harapan kita ada tindakan lebih lanjut, apakah ada resiko atau hal-hal yang harus diwaspadai," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Gempa dengan magnitudo 3.1 mengguncang satu wilayah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (27/3/2019).

Gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.

Informasi tentang gempa tersebut disampaikan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui website, bmkg.go.id, Rabu (27/3/2019).
Berikut rilis Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan terkait gempa tersebut:

• Hari Rabu, 27 Maret 2019, pukul 05:40:14 WIB wilayah Sintang dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukan gempabumi ini memiliki kekuatan M=3.1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0.08 LU dan 111.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat 48.63 km Timurlaut Sintang-KALBAR pada kedalaman 5 km. (Klick: http://www.bmkg.go.id/gempabumi/gempabumi-dirasakan.bmkg)

• Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar lokal.

• Dampak gempabumi berdasarkan informasi dari masyarakat Dirasakan I-II MMI di Sintang-KALBAR. Di daerah tersebut, guncangan gempabumi dirasakan oleh beberapa orang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

• Terkait dengan peristiwa gempabumi yang baru saja terjadi, hasil monitoring BMKG belum menunjukan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

• Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

Balikpapan, 27 Maret 2019
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan

Mudjianto
NIP. 196312241990031002

Gempa 5,1 Magnitudo Guncang Kalteng dan Kalbar.

2016 silam, gempa pernah terjadi di Pulau Kalimantan yakni Kalteng dan Kalbar.

Berawal dari gempa berkekuatan 5,1 magnitudo mengguncang Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2016) pukul 07.41 WIB.

Berdasarkan data dari situs resmi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa itu terjadi di kedalaman 10 kilometer, tepatnya di koordinat -2.77 Lintang Selatan dan 110.09 Bujur Timur.

Lokasi gempa berada pada posisi 128 kilometer arah barat daya, Kabupaten Sukamara.

Dalam akun twitter nya juga BMKG menuliskan gempa tersebut dirasakan hingga wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif, sehingga gempa bumi tektonik mengguncang kuat daerah Kendawangan.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG kala itu, Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan efek gempabumi yang didasarkan oleh Peta Tingkat Guncangan (shake map) menunjukkan bahwa wilayah terdampak gempabumi di Kota Kendawangan mengalami intensitas V-VI MMI (III SIG-BMKG).

“Artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan lari keluar,” tulis Daryono dalam akun Twitter-nya, Jumat (24/6/2016) silam.

Selain itu, dampak guncangan gempa bumi itu juga bisa menyebabkan kerusakan ringan pada rumah.

Berdasarkan laporan, banyak warga yang sempat panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

“Laporan terbaru menyebutkan terjadi kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah di Kendawangan sebagai dampak gempa bumi ini,” katanya.

Hasil analisis BMKG juga menunjukkan bahwa berdasarkan kedalaman hiposenternya yang cukup dangkal menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.

Karena hiposenter berada di kedalaman 10 kilometer, maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi dangkal sehingga wajar jika guncangan gempa bumi ini dirasakan cukup kuat di Kota Kandawangan dan sekitarnya yang lokasinya paling dekat dengan pusat gempa bumi.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh sesar aktif.

Kondisi ini sesuai dengan data geologi setempat yang menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat struktur tektonik berupa lipatan, sesar, dan kelurusan. Lipatan umumnya berarah timur-barat.

Sementara itu, di zona ini sistem sesar tidak berkembang dengan baik, hanya berupa sesar-sesar mikro yang umumnya berarah timur-barat.

Kelurusan umumnya juga berarah timur laut-barat daya dan barat-timur.

Berdasarkan monitoring BMKG hingga penjelasan ini disampaikan, sudah terjadi satu kali gempa bumi susulan.

“Kepada masyarakat Kandawangan dan sekitarnya, diimbau agar tetap tenang sambil mengikuti arahan BPBD dan BMKG, serta tidak terpancing isu karena gempabumi susulan yang terjadi kekuatan semakin kecil dan tidak ada potensi akan terjadinya gempabumi yang lebih besar,” tulis Daryono kala itu.

Sumber : http://pontianak.tribunnews.com/2019/03/27/pasca-gempa-guncang-sintang-camat-kelam-permai-harap-instansi-terkait-ambil-tindakan?page=all