Asal Usul Kota Sintang di Kalimantan Barat dan Keistimewaannya

WARTASINTANG.COM - Sungai Kapuas di provinsi Kalimantan Barat merupakan sungai yang terbesar dan terpanjang. Sungai ini merupakan urat nadi kehidupan rakyat di daerah itu sejak berabad-abad lamanya. Sungai ini menghubungkan daerah pedalaman Kalimantan dengan daerah-daerah pesisirnya. Salah satu kota yang terletak di ujung pedalaman sungai Kapuas adalah Kota Sintang, Kota Sintang terletak diatas tanah jepitan dua buah sungai. Sebelah kanan dengan sungai Melawi dan sebelah kiri dengan sungai Kapuas. Daerah ini disebut juga daerah Tanjung Puri. Dulunya kota Sintang terletak di seberang kanan hilir sungai Kapuas.

Nama Sintang pada mulanya menurut istilah/bahasa suku-bangsa Dayak yang mendiami daerah sungai Kapuas pedalaman, bernama "SENENTANG." Karena sekitar daerah kota itu banyak terdapat anak-anak sungai yang mengalir bentang-mebentang satu dengan yang lainnya.

Kabupaten Sintang adalah salah satu daerah otonom tingkat II di bawah Provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sintang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 21.635 km² dan berpenduduk sebesar ± 365.000 jiwa. Kepadatan penduduk 16 jiwa/km2 yang terdiri dari multietnis dengan mayoritas suku Dayak dan Melayu.

Daerah Pemerintahan Kabupaten Sintang, pada tahun 2005, terbagi menjadi 14 kecamatan, 6 kelurahan, dan 183 desa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Ambalau dengan luas 29,52 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sintang, sedangkan luas masing–masing kecamatan lainnya hanya berkisar 1–29 persen dari luas Kabupaten Sintang. Secara umum Kabupaten Sintang luasnya hampir menyamai luas Provinsi Sumatera Utara.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang merupakan perbukitan dengan luas sekitar 22.392 km2 atau sekitar 69,37 persen dari luas Kabupaten Sintang (32.279 km2). Kabupaten Sintang merupakan kabupaten terbesar ke-dua di Provinsi Kalimantan Barat, setelah Kabupaten Ketapang. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. Mata pencaharian utama masyarakat di kawasan ini adalah petani sawit dan karet.

Dengan daerah yang luas , masyarakat yang terdiri dari berbagai macam etnis dan mata pencaharian penduduk yang mayoritas petani. Kota Sintang memiliki beberapa keistimewaan. Beberapa Keistimewaan dari Kota Sintang sebagai berikut :
1. Bukit Kelam
Di antara berbagai tempat wisata alam di Kalimantan Barat, mungkin Bukit Kelam di Sintang adalah yang paling menarik. Konon bukit tersebut dilingkupi berbagai kisah misteri hingga menjadi lokasi jatuhnya meteor raksasa.

Dengan tinggi sekitar 900 Mdpl, Bukit Kelam telah menjadi salah satu ikon wisata di Sintang, Kalimantan Barat. Hampir keseluruhan bukit terdiri dari batu, membuatnya begitu unik sekaligus misterius.

Menurut legenda yang beredar, Bukit Kelam adalah batu yang di angkat oleh pemuda Dayak bernama Bujang Beji yang ingin menutup Sungai Melawi dengan Sungai Kapuas. Tapi niatnya gagal setelah digoda oleh bidadari sehingga dia terperosok ke dalam lubang dan batu ini dibiarkan saja sampai sekarang.

Ada juga yang mengatakan bahwa Bukit Kelam adalah meteor yang jatuh ke bumi pada masa lalu. Sehingga banyak peneliti dari luar yang datang untuk meneliti bukit ini. Mungkin penjelasan itu muncul setelah melihat bentuk bukit yang lebih tampak menyerupai batu raksasa.

Terlepas dari segala mitos dan kisah misteri, tidak sedikit traveler yang naik ke puncak Bukit Kelam. Dalam perjalanan menuju puncak, traveler akan disuguhi pemandangan indah khas hutan Kalimantan. Bahkan ada beberapa pohon yang langka. Dari atas puncak bukit ini, terlihat Sintang dan hutan yang terhampar luas.

Untuk mendaki sampai puncak bagi yang belum terbiasa memerlukan waktu 4 jam. Dengan kemiringan sampai 15-40 derajat maka dibuatkan tangga untuk mempermudah pendakian. Tapi bagi petugas di sana, 2 jam mereka sudah bisa sampai ke puncak.

Sedangkan bagi yang ingin bermalam atau kemping, perlu menyiapkan perbekalan dan peralatan. Suhu di puncak pada malam hari bisa di bawah 20 derajat. Sunrise pun menjadi bonus bagi traveler yang memutuskan untuk bermalam di puncak Bukit Kelam.

Namun selain kesiapan fisik dan perlengkapan, traveler yang mau mendaki Bukit Kelam diharuskan membayar Rp 10.000 per orang untuk bisa masuk dan mendaki Bukit Kelam. Sekedar info, di kaki bukit juga terdapat air terjun yang cantik apabila dilihat saat musim hujan.

Untuk sampai ke Sintang, ada 2 alternatif yaitu melalui udara dan jalur darat dari Pontianak. Untuk jalur darat membutuhkan 7 jam perjalanan dan melalui udara 45 menit.
2.Istana al Mukarammah
Kerajaan Sintang didirikan oleh Demong Irawan pada abad ke-13 (+ 1262 M). Pendirian kerajaan baru ini ditandai dengan penanaman Batu Kundur oleh Demong Irawan, yaitu batu berbentuk phallus yang hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Batu Kundur tersebut saat ini berada tepat di depan Kompleks Istana Al Mukarramah Kesultanan Sintang. Bangunan istana atau pusat pemerintahan Kerajaan Sintang yang dibangun oleh Demong Irawan berada di wilayah pertemuan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas.

Demong Irawan yang juga dikenal dengan julukan Jubair Irawan I merupakan keturunan kesembilan Aji Melayu, seorang penyebar agama Hindu dari tanah Jawa yang menyebarkan agama Hindu di kawasan Sintang dan sekitarnya. Hingga pemerintahan Abang Tembilang atau Pengeran Agung (sekitar abad ke-17), raja dan kerabat Kerajaan Sintang masih memeluk agama Hindu. Baru pada pemerintahan Pangeran Tunggal, agama Islam mulai dipeluk oleh raja dan kerabat istana. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Nata Muhammad Syamsuddin Sa‘adul Khairiwaddin, yaitu raja pertama yang menggunakan gelar sultan, perubahan-perubahan mendasar telah dilakukan dalam Kerajaan Sintang, antara lain menetapkan Kerajaan Sintang sebagai kerajaan Islam, pimpinan kerajaan bergelar sultan, menyusun undang-undang kerajaan, mendirikan masjid, serta membangun istana kerajaan.

Sejak masa Sultan Nata ini pembangunan kompleks istana mulai dibangun, meskipun masih dengan bentuk dan arsitektur sederhana, yaitu mengadopsi Rumah Panjang, rumah khas masyarakat Dayak. Baru pada masa pemerintahan Raden Abdul Bachri Danu Perdana, dibangunlah gedung istana yang baru dengan nama Istana Al Mukarrammah. Istana ini dibangun pada tahun 1937 dengan arsitek seorang Belanda. Hingga saat ini, Istana Sintang masih digunakan sebagai kediaman sultan, yaitu Pangeran Ratu Sri Negara H.R.M Ikhsan Perdana yang dinobatkan pada 22 Juli 2006.

Kompleks istana ini terbagi ke dalam tiga bangunan yang simetris, dengan bangunan utama berada di bagian tengah agak ke depan, sementara dua bangunan lainnya mengapit di kedua sisi bangunan utama. Fungsi ruang pada bangunan utama terdiri dari serambi depan, ruang tamu, ruang pribadi sultan, serta serambi belakang. Bangunan pengiring di sisi barat bangunan utama berfungsi sebagai ruang istirahat dan ruang keluarga sultan, sementara yang di sisi timur difungsikan sebagai ruang tidur tamu sultan. Secara keseluruhan Istana Al Mukarramah Sintang memiliki luas bangunan sekitar 652 m2.
3. Museum Kapuas Raya


Museum Kapuas Raya di bangun atas inisiatif Trofen Museum di Amsterdam yang mendirikan Pusat Kebudayaan Sintang pada tahun 1822. hal ini berawal dari sejarah bahwa pada jaman dahulu, Belanda pernah menduduki daerah Kalimantan Barat yang bermula pada hubungan dagang dan berlanjut pada penguasaan daerah Kalimantan Barat.

Berdiri di atas tanah seluas 20.000 meter persegi dan bangunan Museum berukuran 25 meter x 50 meter. Museum Kapuas Raya di resmikan pada tanggal 11 Oktober 2008 oleh Bupati Sintang pada periode 2005-2010, yaitu Bapak Drs. Milton Crosby M.Si.

Sebelum nya pada tanggal 29 september 2004 di buat Dukumen Kesepakatan nomor 751.441.75 0003. Yang menyepakati di bangun nya Museum Kapuas Raya sebagai Pusat Kebudayan Sintang dan pendidikan bagi masyarakat Sintang.

Museum Kapuas Raya memiliki 3 ruang pameran utama, yaitu Ruang Sejarah Sintang, Ruang Kebudayaan Sintang dan Ruang Tenun Ikat. Ruang Sejarah Sintang menginformasikan tentang kapan Sintang di dirikan. juga siapa dulu dan sekarang yang tinggal di Sintang.

Sejarah Sintang di tampilkan dalam bentuk Peta, foto dan juga obyek pendukung lainnya. ada beberapa koleksi yang di tampilkan, salah satu nya adalah sebuah dukumen tertua berupa Peta Pula Borneo yang di buat oleh Johannus Jansonius pada tahun 1657. Ruang Kebudayaan Sintang menginformasikan irama kehidupan 3 etnis besar. yakni Dayak, Melayu dan Tionghoa.
 4. Motor Bandung
 
Galeri Motor Kapal Bandung menjadi pilihan masyarakat Kota Sintang sebagai lokasi destinasi. Bentuknya yang unik dan khas juga menjadi daya tarik tersendiri. Arsitektur museum terbilang unik yakni berupa miniatur Kapal Bandong.Warna kapal yang terdiri dari kombinasi merah dan biru juga sangat memikat mata. Tentu ini jadi satu diantara spot menarik untuk berfoto. Kita juga bisa naik ke lantai atas museum. Di lantai atas, kita bisa melihat berbagai macam benda bernilai seni dan budaya, seperti kain tenun ikat Sintang, aksesoris manik-manik, patung pahat dan beberapa kerajinan tangan lainnya. Ada juga alat musik tradisional seperti kledik dan sape’. Karya lukisan dan foto juga terpampang di dinding dalam kapal. Selain itu, kita juga bisa turun ke bagian bawah kapal melalui tangga yang berada di dalam. Di sisi bawah atau bagian perut kapal, kita bisa melihat mesin kapal bandong buatan Belanda yang masih berkondisi awet. Seperti diketahui, Kapal Bandong merupakan alat transportasi sungai bagi mayoritas masyarakat Kalimantan Barat. Keberadaannya sangat vital, terutama bagi masyarakat yang hilir-mudik di sepanjang Sungai Kapuas dan sungai lainnya. Alat transportasi sungai ini pernah populer pada zaman dahulu. Saat ini, aktivitas kapal bandong mulai berkurang sejak perkembangan alat transportasi modern lainnya. 
5. Gurung Tajak
Nah, yang satu ini belum banyak yang tahu. Salah satu air terjun yang ada di Kabupaten Sintang ini kini semakin populer didatangi masyarakat walaupun akses ke sana cukup sulit dan harus melewati medan yang berat apalagi kalau musim kemarau. Air terjun Gurung Tajak terletak di pedalaman Kayan Hulu tepatnya berada di hulu kampung Melaban Pedini. Jika pergi ke Gurung Tajak untuk pertama kalinya harus meminum airnya terlebih dahulu dan mencuci muka supaya tidak terjadi apa-apa pesan dari orang tua. Saat ini di Gurung Tajak sudah dibangun PLTA. Di sekitar air terjun ini terdapat banyak ikan karena daerah ini tidak dekat dengan rumah penduduk. Jika pergi ke Kayan Hulu maka tidak lengkap jika tidak pergi ke sini.


Jika berkunjung ke Kota Sintang, jangan lupa untuk berkunjung ke tempat-tempat di atas ya karena dijamin tempat-tempat di atas itu menarik untuk dikunjungi. Sekian dulu tentang Kota Sintang di artikel kali ini walaupun masih banyak tentang keistimewaan kota sintang yang dapat diuraikan. Semoga dapat dituliskan pada artikel selanjutnya.