Jika memang lamban karena harus menunggu warga yang datang, harus ada upaya jemput bola yang dilakukan dinas terkait. Hal ini diutarakan oleh Heri Jambri (17/4/18).
Menurutnya dinas terkait harus jemput bola dalam proses perekaman E-KTP. Jika tidak akan sulit untuk menyelesaikan masalah ini. Sebab itu, dinas terkait ada baiknya mendatangi masyarakat terlebih untuk wilayah yang jauh dari perkotaan seperti Ambalau, Senaning, Tebidah, dan daerah lain yang akses jalannya masih kurang bagus.
Karena jika dikalkulasi, masyarakat perbatasan atau pedalaman yang akses jalannya belum bagus, akan menelan biaya yang sangat besar dan makan waktu untuk tiba di Sintang. Jadi jemput bola adalah solusi terbaik.
Karena jika dikalkulasi, masyarakat perbatasan atau pedalaman yang akses jalannya belum bagus, akan menelan biaya yang sangat besar dan makan waktu untuk tiba di Sintang. Jadi jemput bola adalah solusi terbaik.
Permasalahan tersebut, lanjutnya, juga harus dicarikan solusinya, salah satunya kemungkinan warga kecamatan lain menumpang di kecamatan yang bisa melakukan perekaman. Hal itu penting agar perekaman KTP-el ini dapat tuntas dilakukan.
Jika tidak jemput bola maka akan banyak warga yang tidak terdata kependudukannya. Tentunya ini akan menjadi kendala ketika warga akan mengurus berbagai kegiatan administrasi lainnya seperti BPJS dan bahkan akan jadi masalah saat pemungutan suara pada pemilihan umum.
Jika tidak jemput bola maka akan banyak warga yang tidak terdata kependudukannya. Tentunya ini akan menjadi kendala ketika warga akan mengurus berbagai kegiatan administrasi lainnya seperti BPJS dan bahkan akan jadi masalah saat pemungutan suara pada pemilihan umum.
Oleh sebab itu, besar harapannya proses E-KTP dapat dituntaskan di tahun 2018 ini. (*)
