Aksi Aliansi Solidaritas Anak Peladang Mendapat Apresiasi Dewan Sintang

WARTASINTANG.COM - Berladang merupakan kearifan lokal bagi para peladang. Dengan kandungan asam yang cukup tinggi, maka berladang adalah pilihan masyarakat Sintang dalam bercocok tanam. Melalui proses pembakaran lahan barulah kadar asam tanah berkurang. Dan kegiatan berladang ini sudah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang.

Sehingga ketika keenam peladang dimasukan ke dalam ranah hukum dan diadili, rasa kemanusiaan masyarakat Sintang terusik. Bagi mereka peladang bukanlah penjahat, peladang bukanlah teroris, peladang bukanlah pembuat kerusuhan sehingga tidak layak tersangkut masalah hukum apalagi sampai ditahan dikarenakan aktivitas mereka membakar lahan untuk berladang. 

Hal inilah yang diserukan dan diperjuangkan oleh ASAP - Aliansi Solidaritas Anak Peladang Sintang bersama berbagai elemen masyarakat. Gerakan ini muncul semata murni guna memperjuangkan enam peladang supaya bisa bebas tanpa syarat dan kembali ke keluarga mereka. Untuk itu ASAP datang ke kantor DPRD Sintang guna menyuarakan hal ini.

Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat seperti Kaum Mahasiswa, Kepala Desa, Kaum Intelektual, serta kaum peduli petani, mendatangi Gedung DPRD Sintang (19/11/19). Mereka bersatu padu meminta agar para peladang yang ditahan dinyatakan bebas murni.

Menanggapi hal tersebut Welbertus selaku Anggota DPRD Sintang memberikan apresiasi kepada ASAP yang telah menyampaikan aspirasi dengan tertib dan secara intelektual. "Secara pribadi sebagai anak peladang saya merasa bangga rekan-rekan yang menyuarakan ketidakadilan terhadap 6 orang peladang yang harus berurusan dengan hukum akibat membakar ladang hanya untuk keperluan perut," ujar Bang Wel.

Untuk itu ia mendukung gerakan bela peladang ini. Harapannya adalah keenam peladang yang ditahan ini mendapat keadilan dan dibebaskan sebab berladang bukanlah kejahatan tetapi sebuah aktivitas untuk bertahan hidup. (*)