USAI ASAP, WASPADAI BANJIR


Anggota DPRD Sintang, Welbertus dalam kunjungan kerjanya di SMP Panca Setya 2 Sintang. Foto oleh Humas

WARTASINTANG.COM -  Sudah seminggu ini Sibtang diguyur hujan dengan berbagai intensitas. Udara di kota Sintang sudah lebih leluasa untuk dihirup. Masyarakat telah berani keluar rumah tanpa mengenakan masker.

Namun, masyarakat tidak boleh terlena dengan situasi ini. Hal  tersebut diingatkan oleh Welbertus, anggota DPRD Sintang disela kesibukannya sebagai anggota dewan yang baru dilantik bulan lalu. Menurutnya, pasca dilanda bencana asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau kini masyarakat dihadapkan dengan musim penghujan yang berpotensi mendatangkan banjir.

"Musimnya sudah memang begitu adanya, lepas musim kemarau ya musim hujan, " ujarnya sambil tersenyum. "bahkan tahun ini musim kemarau lebih panjang dibandingkan tahun lalu, maka kita merasakan asap yang cukup parah karna banyak lahan dan hutan yang terbakar akibat kering, panas berjaga-jaga, hujan pun tetap waspada," himbaunya.

Pria yang akrab disapa Bang Wel ini pun mengingatkan dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya memasuki pergantian musim sering kali diawali hujan yang disertai angin kencang dan petir. Selain itu, peralihan musim juga membawa sejumlah potensi penyakit bagi masyarakat.

"Masyarakatnya kita harap tetap waspada dan jaga diri sebaik mungkin, kepada pemerintah kita harapkan dapat memberikan himbauan dan penyuluhan ke lapangan melalui para petugas serta kepala desa terkait upaya-upaya untuk menjaga kesehatan guna mengantisipasi kemungkinan serangan penyakit yang disebabkan sebagai dampak pergantian musim ini," pesan Bang Wel.

Kekawatiran serupa diungkapkan oleh Markus (57) salah seorang warga di Kelurahan Tanjung Puri. Pria yang sedang menjalani pengobatan ISPA akut akibat asap beberapa waktu lalu itu mengatakan, dirinya mencemaskan sakit batuknya akan berkepanjangan sebagai efek perubahan cuaca kali ini.

"Bisa jadi kena pilek juga ni nanti, maklum cuaca jadi dingin kena hujan," keluh Markus. (INA)