Ketua Dewan Sintang Harapkan Gelora Sumpah Pemuda Dibumikan Pada Generasi Milenial

WARTASINTANG.COM - Sembilan puluh satu tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan peristiwa bersejarah dan merupakan tonggak bagi bersatunya bangsa Indonesia. Pemuda dari berbagai penjuru Nusantara atau Indonesia berkumpul dalam kongres pemuda di Batavia (sekarang menjadi Jakarta) menghasilkan tiga poin penting yaitu: pertama, kami putra dan puteri Indonesia bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; kedua, kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; ketiga, kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ketua DPRD Sintang, Florensius Ronny merupakan salah satu generasi milenial yang ada di Kabupaten Sintang yang berkarir di bidang politik dan menjadi Ketua DPRD Sintang termuda dalam sejarah DPRD Sintang. Pria kelahiran Nanga Silat 30 Mei 1989 ini, menapaki dunia politik saat usianya 25 tahun. Sebagai  bagian dari generasi milenial, dan selaku Ketua DPRD Sintang, apa tanggapan soal Hari Sumpah Pemuda.

Menurut Florensius Ronny, makna sumpah Pemuda yang didengungkan para pemuda Indonesia 91 tahun silam harus tetap hidup dan tertanam dalam jiwa generasi muda zaman now atau generasi milenial.

"Bukan hanya penting, justru Sumpah Pemuda yang diikrarkan 91 tahun silam menemukan kembali urgensinya untuk ditanamkan dalam benak pemuda milenial sekarang ini. Sebab perkembangan teknologi informasi telah menimbulkan banyak pergeseran tatanan pergaulan sosial bangsa Indonesia,” ujar Politisi Nasdem ini, Senin (28/10/2019).

Menurutnya, menjaga keutuhan dan persatuan bangsa memiliki tantangan berat ketika teknologi komunikasi memunculkan banyak ekses negatif. Misalnya maraknya berita hoaks, ataupun ujaran kebencian yang jelas-jelas dapat mengancam keutuhan bangsa.

"Jika tidak waspada, perkembangan teknologi ini akan mengancam persatuan. Gerakan Sumpah Pemuda bisa luluh lantah akibat maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan hal-hal lain yang menimbulkan perpecahan. Ujaran kebencian dan berita hoaks bisa saja disebut sebagai pengkhianatan terhadap Sumpah Pemuda," jelasnya.

Untuk itu dirinya berpesan kepada generasi milenial di Kabupaten Sintang bahwa prinsipnya adalah sumpah pemuda di era milenial saat ini harus kita maknai sebagai pengembangan kapasitas dan kecerdasan kita terhadap literasi digital, literasi data dan literasi analisis itu yang penting sekali dan harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. (*)