Jarot Winarno Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Tanjung Pauh

WARTASINTANG.COM - Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Pelita Kanaan dilakukan oleh Bupati Sintang dr. Jarot Winarno, M.Med.PH di Dusun Tanjung Paoh Desa Sungai Emang Kecamatan Kayan Hilir, Jumat (20/09/2019).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut anggota DPRD provinsi Kalimantan Barat Suyanto Tanjung, Staf Ahli Bupati Syarifudin, Camat Kayan Hilir Napiah dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Sintang Lindra Azmar serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Kayan Hilir.

Dalam kata sambutannya Bupati Sintang menyampaikan, "GKII merupakan salah satu jemaat yang besar di Sintang, saya harap pembangunan gedung gereja yang baru akan menjadi semangat religius di daerah ini akan semakin baik."

Bupati Sintang mengatakan pembangunan jalan dan listrik sudah sampai di Sungai Emang. Beliau berharap pembangunan ini akan berlanjut pada pengadaan tower komunikasi. Sehingga masyarakat dapat menata kehidupan mereka menjadi lebih baik.

"Infrastruktur, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, air bersih dan septik tank sudah dibangun di sini, tapi itu tidak cukup, pe
rlu juga kita tingkatkan kualitas keimanan dan kehidupan religius kita bah," kata Jarot. "Dengan adanya gedung gereja baru ini, semangat masyarakat untuk maju dan mandiri semakin baik," tambahnya.

Orang nomor satu di Sintang itu mengingatkan masyarakat yang hadir untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan yang sudah ada. Ia juga mengungkapkan apresiasi atas semangat gotong royong yang masyarakat telah lakukan, pembangunan akan dibantu pula dari pemerintah kabupaten.

Sementara itu, Suyanto Tanjung mengatakan apresiasinya terhadap perjuangan masyarakat Tanjung Paoh dalam mengembangkan potensi gereja. Harapannya, jemaat dapat menggunakan gedung yang baru ini menjadi semangat baru dalam perkembangan kehidupan bergereja.

Selain itu, Pemimpin Jemaat GKII Pelita Kanaan Asegius menjelaskan kronologis pembangunan dan proses renovasi gedung gereja selama beberapa dekade terakhir.

Jumlah jemaat ada 80 kepala keluarga. Gereja ini pertama kali dibangun dengan lantai bambu, dinding kulit kayu dan atap senggang.

Tahun 1992, renovasi lagi dengan lantai tanah dan dinding papan. Setelah 2002 direnovasi kembali jadi menggunakan semen.

Tahun 2017, swadaya masyarakat terkumpul dana kurang lebih 40 juta digunakan untuk merenovasi kembali dengan ukuran yang lebih besar menjadi 14x30 meter persegi.